Rabu, 06 Juni 2012

leaflet

MAAG

DISUSUN OLEH :
1.ALFIAN YOGI (11001)
2.ANNISA P.D (11007)
3.ARI NURSITA (11009)
4. DIAH S (11016)
5.DIENA NOOORLITA (11017)
6. JOKO WALUYO (11031)
7.WAHYU SUSENO (11054)


AKPER PPNI SURAKARTA
2011/2012
PENGERTIAN
Maag atau radang lambung atau tukak lambung adalah gejala penyakit yang menyerang lambung dikarenakan terjadi luka atau peradangan pada lambung yang menyebabkan sakit, mulas, dan perih pada perut.
Ada beberapa tahap dalam penyakit maag, yaitu:
  • Maag ringan
    • Maag ringan masih tergolong tahap ringan dimana biasanya setiap orang sudah berada di tahap ini, jika dilakukan pemeriksaan akan terlihat asam lambung berlebih di bagian dinding.
  • Maag sedang
    • Maag pada tahap ini sudah menyebabkan nyeri, sakit dan mual yang menyakitkan.
  • Maag kronis
    • Maag kronis adalah maag yang sudah parah intensitasnya di bandingkan maag biasa.
  • Kanker lambung


Penyebab
Penyebabnya bisa karena penderita makannya tidak teratur, terdapat mikroorganisme yang merugikan, mengonsumsi obat-obatan tertentu,atau sebab-sebab lainnya seperti mengonsumsi alkohol, pola tidur yang tidak teratur dan stress. Maag juga bisa terjadi apabila si penderita telat makan, kemudian sewaktu makan si penderita maag makan dengan porsi yang terlalu banyak. Bagi penderita maag yang sudah parah, penyakit maag tersebut sangat berbahaya sekali dan dapat menyebabkan kematian.
Gejala




Pengobatan
Maag bisa disembuhkan tetapi tidak bisa sembuh total, maag adalah penyakit yang dapat kambuh apabila si penderita tidak makan teratur, terlalu banyak makan, atau sebab lain. Biasanya untuk meredakan atau menyembuhkannya penderita harus meminum obat jika diperlukan. Tetapi maag dapat di cegah, yaitu dengan cara makan teratur, makan secukupnya, cuci tangan sebelum makan dan jangan jajan sembarangan.
Selain itu penyakit dipercaya memiliki beberapa jenis minuman dan makanan yang kurang baik untuk dikonsumsi, yaitu tidak boleh minum kopi (karena dapat meningkatkan asam lambung), makan makanan yang sangat asam atau pedas (makanan yang merangsang perut).

Pantangan Makanan Penderita Maag

  • Hindari makanan yang banyak mengandung gas : seperti lemak, sawi, kol, nangka, pisang ambon, kedondong, buah yg dikeringkan dan minuman bersoda
  • Hindari makanan yg merangsang keluarnya asam lambung seperti kopi, minuman beralkohol 5-20%, anggur putih dan sari buah sitrus
  • Hindari makanan yg sulit dicerna : yg membuat lambung lambat kosong misal makanan berlemak, kue tart, keju
  • Hindari makanan yg merusak dinding lambung seperti cuka, pedas, merica dan bumbu yg merangsang
  • Hindari makanan yang melemahkan klep kerongkongan bawah seperti alkohol, coklat, makanan tinggi lemak dan gorengan.Hindari beberapa sumber karbohidrat seperti beras ketan, mie, bihun, bulgur, jagung, singkong, tales, serta dodol

CONTOH MENU MAKANAN SEHARI
Makan Pagi (pukul 07.00)
2 lembar roti gandum + selai buah
1 buah apel


Makan Siang ( 12.00 )
6 sendok makan nasi
1-2 potong sup ayam
2 potong pepes tahu
1 gelas satu sup sayur
1potong pepaya
1 buah pisang

Makan malam ( 19.00 )
6 sendok makan nasi
1 potong ikan tim
tumis tempe dengan sayur
1 potong semangka

Tips  Pola Hidup Penderita Maag

1. Tidur cukup.
2. Olah raga rutin supaya metabolisme badan lebih baik.

3. Manage prioritas hidup lebih baik supaya tidak terlalu stress. Kerja, istirahat, have fun, pelayanan, dan lainnya  harus berimbang.



Jumat, 01 Juni 2012

komunikasi



 KOMUNIKASI PADA KLIEN DENGAN
GANGGUAN PENDENGARAN

           Gangguan pendengaran dapat terjadi berupa penurunan pendengaran hingga tuli. Bentuk tuli yang selama ini dikenal ialah tuli perspektif dan tuli konduktif. Tuli perspektif adalah tuli yang terjadi akibat kerusakan sistem saraf, sedangkan tuli konduktif terjadi akibat kerusakan struktur panghantar rangsang suara.
           Pada klien dengan gangguan pendengaran, media komunikasi yang paling sering digunakan ialah media visual. Klien menangkap pesan bukan dari suara yang di keluarkan orang lain, tetapi dengan mempelajari gerak bibir lawan bicaranya. Kondisi visual menjadi sangat penting bagi klien ini sehingga dalam melakukan komunikasi, upayakan supaya sikap dan gerakan anda dapat ditangkap oleh indra visualnya.
Mencegah kehilangan pendengaran itu lebih efektif daripada mengobati setelah terjadi kerusakan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum berkomunikasi dengan klien Gangguan pendengaran :
1.      Periksa adanya bantuan pendengaran dan kaca mata
2.      Kurangi kebisingan
3.      Dapatkan perhatian klien sebelum memulai pembicaraan
4.      Berhadapan dengan klien dimana ia dapat melihat mulut anda
5.      Jangan mengunyah permen karet
6.      Bicara pada volume suara normal - jangan teriak
7.      Susun ulang kalimat anda jika klien salah mengerti
8.      Sediakan penerjemah bahasa isyarat jika diindiksikan

 Gangguan pendengaran dibagi dalam 3 kelompok besar yaitu :

1. Conductive hearing Loss, disebabkan oleh masalah yang terjadi pada telinga luar atau tengah dan berkaitan dengan masalah penghantaran suara.Kemungkinan penyebab bisa dari tertumpuknya earwax atau kotoran telinga, infeksi atau pertumbuhan telinga bagian luar, adanya lubang pada gendang telinga, penyakit yang disebut dengan otosklerosis (yang menyebabkan rangkaian tulang-tulang pendengaran menjadi kaku dan tidak dapat bergetar) atau faktor keturunan. Conductive hearing loss biasanya bisa disembuhkan secara medis, namun bila tidak dapat maka alat bantu dengar biasanya dapat membantu mengatasinya.
2. Sensorineural hearing loss, ini adalah istilah untuk menggambarkan adanya masalah pada telinga bagian dalam, baik di cochlea, syaraf pendengaran atau sistim pendengaran pusat (sering disebut tuli syaraf). Gangguan dengan tipe ini bisa disebabkan oleh berbagai hal namun kebanyakan disebabkan oleh kerusakan pada sel rambut didalam cochlea akibat penuaan, atau rusak akibat suara yang terlalu keras. 90% gangguan pendengaran adalah tipe Sensorineural hearing loss & jarang yang bisa diatasi secara medis, namun seringkali alat bantu dengar dapat membantu.
3. Mixed Hearing Loss (gangguan pendengaran campuran), dimana kondisi gangguan pendengarannya ada unsur konduktif & sensorineural. Banyak orang dengan gangguan pendengaran jenis ini dapat terbantu bila memakai alat bantu dengar.

Berdasarkan kemampuan  telinga menangkap bunyi, gangguan pendengaran dikelompokkan menjadi :
1.      Gangguan pendengaran sangat ringan(27-40dB).
2.      Gangguan pendengaran ringan(41-55dB).
3.      Gangguan pendengaran sedang(56-70dB).
4.      Gangguan pendengaran berat(71-90dB).
5.      Gangguan pendengaran ekstrim/tuli(di atas 91dB
Kehilangan pendengaran sementara bisa disebabkan :
• Mengkorek kuping pada lubang telinga
• Benda asing yang mendekam didalam lubang telinga
• Luka pada kepala
• Alergi
• Eustachian rongga terblokir
• Gendang telinga yang tertusuk
• Infeksi telinga
• Reaksi terhadap obat-obatan
Berikut adalah tehnik-tehnik komunikasi yang dapat digunakan klien dengan pendengaran :
1.         Orientasikan kehadiran diri anda dengan cara menyentuh klien atau memposisikan diri di depan klien.
2.         Usahakan menggunakan bahasa yang sederhana dan bicaralah dengan perlahan untuk memudahkan klien membaca gerak bibir anda.
3.         Usahakan berbicara dengan posisi tepat di depan klien dan pertahankan sikap tubuh dan mimik wajah yang lazim.
4.         Tunggu sampai Anda secara langsung di depan orang, Anda memiliki perhatian individu tersebut dan Anda cukup dekat dengan orang sebelum Anda mulai berbicara;
5.         Pastikan bahwa individu melihat Anda pendekatan, jika kehadiran Anda mungkin terkejut orang tersebut;
6.         Wajah-keras mendengar orang-langsung dan berada di level yang sama dengan dia sebisa mungkin;
7.         Jangan melakukan pembicaraan ketika anda sedang mengunyah sesuatu misalnya makanan atau permen karet.
8.            Jika Anda makan, mengunyah atau merokok sambil berbicara, pidato Anda akan lebih sulit untuk mengerti.
9.          Gunakan bahasa pantomim bila memungkinkan dengan gerakan sederhana dan perlahan.
10.     Gunakan bahasa isyarat atau bahasa jari bila anda bisa dan diperlukan.
11.     Apabila ada sesuatu yang sulit untuk dikomunikasikan, cobalah sampaikan pesan dalam bentuk tulisan atau gambar (simbol)
12.     Jika orang yang memakai alat bantu dengar dan masih memiliki kesulitan mendengar, periksa untuk melihat apakah alat bantu dengar di telinga orang. Juga periksa untuk melihat bahwa dihidupkan, disesuaikan dan memiliki baterai bekerja. Jika hal-hal ini baik dan orang yang masih memiliki kesulitan mendengar, mencari tahu kapan dia terakhir memiliki evaluasi pendengaran;
13.     Jauhkan tangan Anda dari wajah Anda saat berbicara;
14.     Mengakui bahwa hard-of-mendengar orang mendengar dan memahami kurang baik ketika mereka lelah atau sakit;
15.     Mengurangi atau menghilangkan kebisingan latar belakang sebanyak mungkin ketika melakukan pembicaraan;
16.     Bicaralah dengan cara yang normal tanpa berteriak. Melihat bahwa lampu tidak bersinar di mata orang tuna rungu;
17.     Jika seseorang telah memahami sesuatu kesulitan, menemukan cara yang berbeda untuk mengatakan hal yang sama, bukan mengulangi kata-kata asli berulang;
18.     Gunakan sederhana, kalimat singkat untuk membuat percakapan anda lebih mudah untuk mengerti;
19.     Menulis pesan jika perlu; Biarkan waktu yang cukup untuk berkomunikasi dengan orang     gangguan pendengaran. Berada di terburu-buru akan senyawa's stres semua orang dan menciptakan hambatan untuk memiliki percakapan yang berarti.
KOMUNIKASI PADA ANAK (BALITA)
           Dalam melakukan komunikasi pada anak perawat perlu memperhatikan berbagai aspek diantaranya adalah usia tumbuh kembang anak, cara berkomunikasi dengan anak, metode dalam berkomunikasi dengan anak tahapan atau langkah-langkah dalam melakukan komunikasi dengan anak serta peran orang tua dalam membantu proses komunikasi dengan anak sehingga bisa didapatkan informasi yang benar dan akurat.
Komunikasi dengan anak berdasarkan usia tumbuh kembang :
1. Usia Bayi (0-1 tahun)

          Komunikasi pada bayi yang umumnya dapat dilakukan adalah dengan melalui gerakan-gerakan bayi, gerakan tersebut sebagai alat komunikasi yang efektif, di samping itu komunikasi pada bayi dapat dilakukan secara non verbal,dengan tehnik sentuhan seperti mengusap, menggendong, memangku, dan lain-lain.

2. Usia Todler dan Pra Sekolah (1-2,5 tahun, 2,5-5 tahun)
Pada usia ini cara berkomunikasi yang dapat dilakukan :
1.      memberi tahu apa yang terjadi pada dirinya
2.      memberi kesempatan pada mereka untuk menyentuh alat pemeriksaan yang akan digunakan
3.      menggunakan nada suara bicara lambat
4.      jika tidak dijawab harus diulang lebih jelas dengan pengarahan yang sederhana
5.      hindarkan sikap mendesak untuk dijawab seperti kata-kata “jawab dong”
6.      memberikan mainan saat komunikasi
7.      mengatur jarak
8.      Secara non verbal kita selalu memberi dorongan penerimaan dan persetujuan jika diperlukan
9.      jangan sentuh anak tanpa disetujui dari anak
10.  bersalaman dengan anak merupakan cara untuk menghilangkan perasaan cemas,
11.  menggambar, menulis atau bercerita dalam menggali perasaan dan fikiran anak si saat melakukan komunikasi.
Cara komunikasi dengan anak
         Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga hubungan dengan anak,melalui komunikasi ini pula perawat dapat memudahkan mengambil berbagai data yang terdapat pada diri anak yang selanjutnya digunakan dalam penentuan masalah keperawatan atau tindakan keperawatan.

Beberapa cara yang dapat digunakan dalam berkomunikasi dengan anak, antara lain :

→Melalui orang lain atau pihak ketiga
            dilakukan oleh anak dalam menumbuhkan kepercayaan diri anak
→Bercerita
            Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak dapat mudah diterima, mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita
→Memfasilitasi
            melalui ini ekspresi anak atau respon anak terhadap pesan dapat diterima
→Biblioterapi
            Melalui pemberian buku atau majalah dapat digunakan untuk mengekspresikan perasaan
→Meminta untuk menyebutkan keinginan
            dengan meminta anak untuk menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang dirasakan anak
→Penggunaan skala
            mengungkapkan perasaan sakit pada anak seperti penggunaan perasaan nyeri, cemas, sedih dan lain-lain
→Menulis
            Bermain alat efektif pada anak dalam membantu berkomunikasi, melalui ini hubungan interpersonal antara anak, perawat dan orang di sekitarnya
→Menggambar
            Seperti halnya menulis menggambar pun dapat digunakan untuk mengungkapkan ekspresinya
→Bermain
            Melalui cara ini anak akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan sedih, marah atau lainnya
kekeliruan dalam berkomunikasi kepada anak
1.      Bicara tergesa-gesa
2.      Tidak membaca bahasa tubuh
3.      Tidak mendengar perasaan
4.      Memerintah
5.      Menyalahkan
6.      Meremehkan
7.      Menyindir
8.      Mencap/label
9.      Membohongi
10.  Mengritik
11.  Membandingkan

GANGGUAN DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN ANAK
a)      Anak kurang fokus saat diajak berkomunikasi
b)      Anak kurang bisa memahami pesan yang disampaikan
c)      Orang tua kurang bisa menahan emosi
d)     Kurangnya kesabaran orang tua dalam menghadapi anak
e)      Gangguan fisik,misal:suara bising,udara panas,adanya fokus lain.
f)       Kurangnya rasa percaya anak terhadap orang tua
g)      Rasa takut anak terhadap orang tua,saat anak melakukan kesalahan
KOMUNIKASI PADA REMAJA
            Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak menuju masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan, baik fisik maupun psikis. Perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik, di mana tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai pula dengan berkembangnya kapasitas reproduktif. Selain itu remaja juga berubah secara kognitif dan mulai mampu melepaskan diri secara emosional dan orang tua dalam rangka menjalankan peran sosialnya yang baru sebagai orang dewasa.
A.CARA BEKOMUNIKASI DENGAN REMAJA
1. Luangkan waktu bersama
Spoiler for Waktu: Pada usia seperti ini, anak remaja biasanya lebih suka menghabiskan waktu dengan teman mereka ketimbang bersama orang tua, tapi sebagai orang tua, perlu meluangkan waktu dengan anak, misalnya pergi nonton, makan malam bersama, kegiatan seperti ini dimaksudkan agar dengan meluangkan waktu bersama dan menjadi pendengar yang setia, agar remaja diberi kesempatan untuk menyampaikan masalah yang mereka hadapi.
2. Memahami perasaan remaja
Spoiler for Memahami: Masalah dalam berkomunikasi dengan remaja sering terjadi disebabkan orang tua kurang memahami perasaan anak. Untuk mendapat komunikasi yang lebih efektif, orang tua perlu meningkatkan kemampuannya dan mencoba menerima juga memahami perasaan remaja bila mereka menghadapi suatu situasi yang sedih, gembira, marah, sakit hati dan lain-lain.
3. Bersabar
Spoiler for Sabar: Seringkali di usia seperti ini, remaja punya masalah dan bingung membuat keputusan. Pada saat anak anda membuat satu kesalahan, jangan langsung marah. Tapi biarkan mereka memberi penjelasan kepada anda, dan coba bantu untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian, mereka akan selalu datang pada anda untuk meminta nasihat.
4. Beri mereka privasi atau keleluasaan pribadi
Spoiler for Privasi: Terkadang orang tua sangat gemar memata-matai anak mereka, mendengarkan percakapan anak saat menerima telepon. Remaja adalah dewasa muda yang butuh privasi. Jika anak-anak tahu orang tua memata-matai mereka, mereka akan merasa tidak dipercaya oleh orang tua namun begitu orang tua juga harus menetapkan batasan-batasan untuk mengawasi anak-anak remaja mereka.
5. Hindari tuntunan! Kebutuhan remaja akan orangtua jauh berkurang dibanding masa kanak-kanak;
jadi, jangan menuntut tanggapan yang sama. Tuntutan menimbulkan keengganan dan rasa bersalah-yang akan memperburuk relasi.

6. Menutup keran komunikasi dengan teman hanyalah akan menutup keran komunikasi dengan orangtua.
Sasaran orangtua bukanlah menutup komunikasi dengan teman melainkan menjaga komunikasi dengan orangtua agar tetap terjalin.
7.Ketakutan utama remaja berkomunikasi dengan orangtua adalah takut dihakimi atau disalahkan.
 Jadi, perhatikanlah reaksi kita terhadap remaja agar tidak berlebihan. Bedakan masalah pokok dan masalah sampingan.
8. Ketakutan berikut adalah takut disalahpahami, yang berbuntut pada pelarangan.
Disalahpahami kerap muncul dari keterbatasan pengetahuan orangtua akan dunia remaja.
9.Ketidaksukaan remaja berkomunikasi dengan orangtua adalah "tidak dianggap serius atau disepelekan." Apa yang penting bagi remaja malah disederhanakan atau dibuat bahan lelucon.
11.Ketidaksukaan remaja dalam berkomunikasi dengan orangtua adalah "dibocorkan keluar." Apa yang dianggap sangat pribadi malah disebarkan keluar tanpa rasa bersalah sedikit pun.
12. Faktor kesamaan merupakan faktor penting dalam berkomunikasi.
Jadi, makin banyak kesamaan antara remaja dan orangtua, makin akrab komunikasi. Bangunlah kesamaan dan hormatilah perbedaan!
B.LANGKAH-LANGKAH BERBICARA DENGAN REMAJA
1. Pikirkan komunikasi apa yang paling efektif antara Anda dan remaja Anda
 Jangan gegabah dalam menjalin komunikasi dengan mereka. Anak-anak yang cenderung membangkang, biasanya akan semakin membangkang jika Anda berkomunikasi dengan keras terhadap mereka. Sementara anak yang tertutup akan semakin menjauh dari Anda. Pertimbangkan langkah-langkah yang akan Anda ambil terhadap mereka.
2. Buka jalur komunikasi baru dengan mereka
Setelah Anda memikirkan komunikasi yang efektif dengan mereka, maka kini saatnya Anda membuka jalur komunikasi tersebut. Jangan takut, meski itu nampaknya mustahil. Keterampilan berkomunikasi adalah suatu hal yang harus dipelajari oleh para orangtua.
3. Komunikasi yang efektif untuk kedisiplinan
Anda tentu ingin remaja Anda menjadi anak yang disiplin. Bangun tidak kesiangan, mengerjakan tugas-tugas sekolah mereka dengan baik, pulang sekolah tepat waktu tanpa keluyuran kemana-mana, membersihkan kamar mereka, dsb. Tetapkan aturan-aturan yang komunikatif dengan mereka. Tanpa terlalu mengekang mereka tentunya.
4. Mengkomunikasikan setiap permasalahan sulit yang mereka hadapi dengan baik Setiap anak memiliki permasalahn mereka masing-masing. Biasanya, remaja akan mengalami sedikit kesulitan dalam membagi permasalahan mereka ini dengan orangtuanya. Takut dimarahi, takut disalahkan, dsb. Sehingga sahabat akhirnya menjadi orang yang paling sering mereka curhati. Padahal, orangtua seharusnya bisa menjadi sahabat bagi mereka dan paling wajib untuk tahu apa yang menjadi permasalahan mereka.
5. Ikatan kebersamaan
Ciptakan ikatan yang kuat antara Anda dan anak-anak Anda. Kekompakan, kebersamaan, adalah jalinan kuat yang akan mempererat komunikasi Anda dengan mereka. Jadilah orangtua yang multifungsi. Itu lebih baik untuk membimbing mereka melewati masa-masa remaja mereka.

C.RESPON ORANGTUA YANG MENYEBABKAN TERPUTUSNYA KOMUNIKASI
seperti mengancam-memperingatkan, memerintah, menilai-mengkritik-tidak setuju-menyalahkan, menasehati-menyelesaikan masalah, menghindar-mengalihkan perhatian-menertawakan, mendesak-memberi kotbah, memberi kuliah-mengajari,  mencemooh-membuat malu, menyelidiki-mengusut, dan memuji-menyetujui.
Ungkapan tersebut dapat membuat anak untuk:
a.       menghentikan pembicaraaan
b.      mempertahankan diri
c.       menyerang/berdebat
d.      merasa rendah diri
e.       benci dan marah
f.       merasa bersalah
g.      merasa diperlakukan seperti anak kecil
h.      merasa tidak dimengerti
i.        merasa perasaan-perasaannya tidak dibenarkan
j.        merasa sedang diinterogasi
D. KEBANYAKAN ORANG TUA SERING MERASAKAN DIRI MEREKA LEBIH TAHU SEGALANYA SEHINGGA MENYEBABKAN SIKAP SEPERTI:
• lebih banyak bicara daripada mendengar
• merasa tahu lebih banyak daripada anak :cool walau memang "iya"
• cenderung memberi arahan dan nasihat
• tidak berusaha untuk mendengar dulu apa yang sebenarnya terjadi dan yang dialami oleh anak
• tidak memberi kesempatan agar anak mengemukakan pendapat
• tidak dapat menerima dan memahaminya masalah yang dialami oleh anak
• cepat berputus asa dan marah kerana tidak dapat mengawal tingkah laku remaja
E.HAL YANG HARUS DIHINDARI ORANGTUA UNTUK MEMAHAMI ANAK REMAJANYA
1.Menyalahkan
Ketika anak remaja terlibat masalah, hindarilah untuk menyalahkan , karena hal ini tidak akan membuat situasi dan keadaan lebih baik. Dengan masalah yang dihadapinya, seorang anak remaja biasanya sudah menyadari kesalahannya, tanpa harus dipojokkan lagi dengan cara menyalahkan.
2.Menyindir
Menyindir adalah hal yang sangat menyakitkan bagi remaja. Bicaralah terus terang dan terbuka, agar anakremaja tidak merasa disindir ketika melakukan kesalahan.
3.Sinis
Kalimat sinis sering membuat remaja merasa lemah dan tidak dihargai. Komunikasi dengan anak remaja harus lebih diperhatikan, agar mereka tidak merasa disakiti dengan kata-kata sinis orangtuanya.
4.Mengungkit-ungkit
Siapa pun akan merasa sakit hati ketika kesalahan yang pernah dilakukan diungkit-ungkit. Ketika anak remaja membuat kesalahan,jangan lagi diungkit-ungkit,karena masalah saat itu lebih penting daripada yang sudah lewat.
5.Membuat Mereka Menangis
Remaja menagis di depan orangtuanya saat mereka benar-benar merasa sakit hati atau menderita.
6.Khotbah
Yang namanya khotbah jelas satu arah. Tentu hal ini bukan cara yang baik untuk berkomunikasi. Lebih baik mengajar daripada berkhotbah,karena dalam proses mengajar,anak dapat kesempatan untuk bertanya, dan komunikasi akan berjalan dalam dua arah.
7.Mengganggu
Saat sedang mengalami masalah,misalnya putus dengan pacarnya,remaja bisa sangat sensitif. Maksud orangtua menggoda dengan mengatakan,cowok seperti itu saja kamu tangisi,akan menjadi gangguan bagi mereka.
8.Berlebihan
Menasehati anak dengan cara berlebihan yang berkesan arogan,akan membuat anak remaja menjauhkan diri dari orangtuanya

KOMUNIKASI PADA LANSIA
           Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8). Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994). Karena itu di dalam tubuh akan menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan struktural disebut penyakit degeneratif yang menyebabkan lansia akan mengakhiri hidup dengan episode terminal (Darmojo dan Martono, 1999;4).
Penggolongan Lansia :
1.      Kelompok lansia dini (55 – 64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki lansia.
2.      Kelompok lansia (65 tahun ke atas).
3.      Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun.
Pendekatan Perawatan Lansia dalam Konteks Komunikasi
a.       Pendekatan fisik
b.      Pendekatan psikologis
c.       Pendekatan sosial
d.      Pendekatan Spiritual
Gejala-gejala penolakan
a)    Tidak percaya terhadap diagnose, gejala, perkembangan serta keterangan yang di berikan petugas kesehatan
b)      Mengubah keterangan yang di berikan sedemikian rupa, sehinga di terima keliru
c)      Menolak membicarakan perawatanya di rumah sakit
d)     Menolak ikut serta dalam perawatan dirinya secara umum khususnya tindakan yang mengikut sertakan dirinya
e)      Menolak nasehat-nasehat misalnya, istirahat baring, berganti posisi tidur, terutama bila nasehat tersebut demi kenyamanan klien.
Teknik Komunikasi pada Lansia
1.      Tenik asertif
2.      Responsif
3.      Fokus
4.      Supotif
5.      Klarifikasi
6.      Sabar dan Ikhlas

Hambatan berkomunikasi dengan Lansia :
−Proses komunikasi antara petuigas kesehatan dengan klien lansia akan terganggu apabila ada
−sikap agresif
−sikap nonasertif
Sikap Agresif :
Sikap ini di tandai dengan :
a.    Berusaha mengontrol & mendominasi orang lain (lawan bicara)
b.    Meremehkan orang lain
c.    Mempertahankan haknya dengan menyerang orang lain
d.    Menonjolkan diri sendiri
e.    Mempermalukan orang lain didepan umum, baik dengan perkataan maupun tindakan
Non Asertif  :
Tanda – tanda dari sikap non aserti ini adalah :
a.    Menarik diri bila di ajak bicara
b.    Merasa tidak sebaik orang lain
c.    Merasa tidak berdaya
d.    Tidak berani mengungkapkan keyakinan
e.    Membiarkan orang lain membuat keputusan untuk dirinya
f.      Tampil diam
g.    Menngikuti kehendak orang lain
h.    Mengorbankan kepentingan dirinya untuk menjaga hubungan baik dengan orang lain
Komunikasi dapat Berlangsung Efektif :
a)    Selalu memulai komunikasi dengan mengecek fungsi pendengaran klien
b)   Keraskan suara anda bila perlu
c)    Dapatkan perhatian klien sebelum berbicara
d)   Atur lingkungan sehingga menjadi kondusif untuk komunikasi yang baik kurangi gangguan visual dan auditory
e)    Ketika merawat orang tua dengan gangguan komunikasi, ingat kelemahannya.
f)     Jangan berharap untuk berkomunikasi dengan cara yang sama dengan orang yang tidak mengalami gangguan
g)    Berbicara dengan pelan dan jelas saat menatap matanya, gunakan kalimat pendek dengan bahasa yang sederhana
h)    Bantulah kata – kata anda dengan isyarat visual
i)      Serasikan bahasa tubuh anda dengan pembicaraan anda, misalnya ketika melaporkan hasil tes yang diinginkan
j)     Ringkaslah hal – hal yang paling penting dari pembicaraan tersebut
k)   Berilah klien waktu yang banyak untuk bertanya dan menjawab pertanyaan anda
l)      Jadilah pendengar yang baik walaupun keiinginan sulit mendengarkannya
m)  Arahkan ke suatau topik pada suatu saat
Teknik Perawatan Lansia pada reaksi Penolakan :
Ada beberapa langkah yang bisa di laksanakan untuk
menghadapi klien lansia dengan penolakan antara lain
1.  Penolakan segera reaksi penolakan klien
2.Orientasikan klien lansia pada pelaksanaan perawatan sendiri
3.Libatkan keluarga atau pihak terdekat dengan tepat
Penerapan Model Komunikasi pada Lansia :
▪ Model komunikasi Shannon Wever
▪ Model SMCR
▪ Model Leary
▪ Model Terapeutik
▪ Model keyakinan kesehatan
▪ Model komunikasi kesehatan
▪ Model interaksi king
Hal-hal yg Perlu diperhatikan untuk Berkomunikasi dengan Lansia :
√ perubahan fisik lansia, seperti penurunan pendengaran
√ normal agging process
√ perubahan sosial
√ pengalaman hidup dan latar belakang budaya
Prinsip Etik Pelayanan Kesehatan pada lansia :
▪ Empati
▪ Yang harus dan “jangan”
▪ Otonomi
▪ Keadilan
Tips Berkomunikasi dengan Lansia :
1.      menyediakan waktu ekstra
2.      mengurangi kebisingan
3.      duduk berhadapan
4.      menjaga kontak mata
5.      mendengar aktif
6.      berbicara pelan, jelas dan keras
7.      gunakan kata-kata atu kalimat yang sederhana dan pendek
8.      menetapkan satu topik dalam satu waktu
9.      awali percakapan dengan topik sederhana
10.  bicarakan tentang topik yang familiar dan menarik bagi lansia.
11.  beri kesempatan lansia untuk mengenang masa lalu.
12.  menyampaikan instruksi secara tertulis dan sederhana.

KOMUNIKASI PADA KLIEN TUNAWICARA
Pengertian :
        Tunawicara merupakan individu yang mengalami kesulitan berbicara. Hal ini dapat disebabkan oleh kurang atau tidak berfungsinya alat-alat bicara, seperti rongga mulut, lidah, langit-langit dan pita suara. Selain itu, kurang atau tidak berfungsinya organ pendengaran, keterlambatan perkembangan bahasa, kerusakan pada system saraf dan struktur otot, serta ktidakmampuan dalam control gerak juga dapat mengakibatkan keterbatasan dalam berbicara. DI antara individu yang mengalami kesulitan berbicara ada yang sama sekali tidak dapat berbicara, dapat mengeluarkan bunyi tetapi tidak mengucapkan kata-kata dan ada yang dapat berbicara tetapi tidak jelas.
         Disabilitas pendengaran pada umumnya dialami oleh individu yang lahir sebelum waktunya (premature). Penyandang disabilitas bicara ini memiliki beberapa karakteristik antara lain memiliki suara sengau, cadel, bicara tidak jelas dan tidak mengeluarkan suara saat berbicara, cenderung pendiam, pandangan tertuju pada satu obyek, menggunakan komunikasi non verbal dan bahasa tubuh untuk mengungkapkan pendapat, pikiran dan keinginan, serta lebih memilih berkomunikasi secara tertulis.
        Masalah yang utama pada diri seorang tunawicara adalah  mengalami kehilangan/terganggunya fungsi pendengaran (tunarungu) dan atau fungsi bicara (tunawicara), yang  disebabkan karena bawaan lahir, kecelakaan maupun penyakit. Umumnya anak dengan gangguan dengar/wicara yang disebabkan karena faktor bawaan (keturunan/genetik)  akan berdampak pada kemampuan bicara  Walaupun tidak selalu. Sebaliknya anak yang tidak/kurang dapat bicara umumnya masih dapat menggunakan fungsi pendengarannya walaupun tidak selalu.
Anak dengan gangguan dengar/wicara dikelompokan sebagai berikut :
a)   Ringan (20 – 30 db)
Umumnya mereka masih dapat berkomunikasi dengan baik, hanya kata-kata tertentu saja yang tidak dapat mereka dengar langsung, sehingga pemahaman mereka menjadi sedikit terhambat.
b)   Sedang (40 – 60 db)
Mereka mulai mengalami kesulitan untuk dapat memahami pembicaraan orang lain, suara yang mampu terdengar adalah suara radio dengan volume maksimal
c)   Berat/parah (di atas 60 db)
        Kelompok ini sudah mulai sulit untuk mengikuti pembicaraan orang lain, suara yang mampu mereka dengar adalah suara yang sama kerasnya dengan jalan pada jam-jam sibuk. Biasanya kalau masuk dalam kategori ini sudah menggunakan alat bantu dengar, mengandalkan pada kemampuan membaca gerak bibir, atau bahasa isyarat untuk berkomunikasi.
Karakteristik Tunawicara:
a) Berbicara keras dan tidak jelas
b) Suka melihat gerak bibir atau gerak tubuh teman bicaranya
c) Telinga mengeluarkan cairan
d) Menggunakan alat bantu dengar
e) Bibir sumbing
f) Suka melakukan gerakan tubuh
g) Cenderung pendiam
h) Suara sengau
i) Cadel
Cara membantu tunawicara:
a) Bicara harus jelas dengan ucapan yang benar
b) Gunakan kalimat sederhana dan singkat
c) Gunakan komunikasi non verbal seperti gerak bibir atau gerakan tangan
d) Gunakan pulpen dan kertas untuk menyampaikan pesan
e) Bicara berhadapan muka
f) Latihan gerak bibir dengan cermin
g) Latihan menggunakan bahasa isyarat
h) Jika masih memungkinkan, periksakan kepada tenaga profesional untuk mendapatkan alat bantu dengar.