KOMUNIKASI PADA
KLIEN DENGAN
GANGGUAN
PENDENGARAN
Gangguan pendengaran dapat terjadi
berupa penurunan pendengaran hingga tuli. Bentuk tuli yang selama ini dikenal
ialah tuli perspektif dan tuli konduktif. Tuli perspektif adalah tuli yang
terjadi akibat kerusakan sistem saraf, sedangkan tuli konduktif terjadi akibat
kerusakan struktur panghantar rangsang suara.
Pada klien dengan gangguan
pendengaran, media komunikasi yang paling sering digunakan ialah media visual.
Klien menangkap pesan bukan dari suara yang di keluarkan orang lain, tetapi
dengan mempelajari gerak bibir lawan bicaranya. Kondisi visual menjadi sangat
penting bagi klien ini sehingga dalam melakukan komunikasi, upayakan supaya
sikap dan gerakan anda dapat ditangkap oleh indra visualnya.
Mencegah
kehilangan pendengaran itu lebih efektif daripada mengobati setelah terjadi
kerusakan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
sebelum berkomunikasi dengan klien Gangguan pendengaran :
1. Periksa adanya bantuan pendengaran dan
kaca mata
2. Kurangi kebisingan
3. Dapatkan perhatian klien sebelum memulai
pembicaraan
4. Berhadapan dengan klien dimana ia dapat
melihat mulut anda
5. Jangan mengunyah permen karet
6. Bicara pada volume suara normal - jangan
teriak
7. Susun ulang kalimat anda jika klien salah
mengerti
8. Sediakan penerjemah bahasa isyarat jika
diindiksikan
Gangguan
pendengaran dibagi dalam 3 kelompok besar yaitu :
1.
Conductive hearing Loss, disebabkan oleh masalah yang terjadi pada
telinga luar atau tengah dan berkaitan dengan masalah penghantaran
suara.Kemungkinan penyebab bisa dari tertumpuknya earwax atau kotoran telinga,
infeksi atau pertumbuhan telinga bagian luar, adanya lubang pada gendang
telinga, penyakit yang disebut dengan otosklerosis (yang menyebabkan rangkaian
tulang-tulang pendengaran menjadi kaku dan tidak dapat bergetar) atau faktor
keturunan. Conductive hearing loss biasanya bisa disembuhkan secara medis,
namun bila tidak dapat maka alat bantu dengar biasanya dapat membantu
mengatasinya.
2. Sensorineural
hearing loss, ini adalah istilah untuk menggambarkan adanya masalah
pada telinga bagian dalam, baik di cochlea, syaraf pendengaran atau sistim
pendengaran pusat (sering disebut tuli syaraf). Gangguan dengan tipe ini bisa
disebabkan oleh berbagai hal namun kebanyakan disebabkan oleh kerusakan pada
sel rambut didalam cochlea akibat penuaan, atau rusak akibat suara yang terlalu
keras. 90% gangguan pendengaran adalah tipe Sensorineural hearing loss &
jarang yang bisa diatasi secara medis, namun seringkali alat bantu dengar dapat
membantu.
3.
Mixed
Hearing Loss (gangguan pendengaran campuran), dimana kondisi gangguan
pendengarannya ada unsur konduktif & sensorineural. Banyak orang dengan
gangguan pendengaran jenis ini dapat terbantu bila memakai alat bantu dengar.
Berdasarkan kemampuan telinga menangkap bunyi, gangguan pendengaran
dikelompokkan menjadi :
1. Gangguan pendengaran sangat
ringan(27-40dB).
2. Gangguan pendengaran ringan(41-55dB).
3. Gangguan pendengaran sedang(56-70dB).
4. Gangguan pendengaran berat(71-90dB).
5. Gangguan pendengaran ekstrim/tuli(di atas
91dB
Kehilangan pendengaran sementara
bisa disebabkan :
•
Mengkorek kuping pada lubang telinga
•
Benda asing yang mendekam didalam lubang telinga
•
Luka pada kepala
•
Alergi
•
Eustachian rongga terblokir
•
Gendang telinga yang tertusuk
•
Infeksi telinga
•
Reaksi terhadap obat-obatan
Berikut adalah tehnik-tehnik
komunikasi yang dapat digunakan klien dengan pendengaran :
1. Orientasikan kehadiran diri anda
dengan cara menyentuh klien atau memposisikan diri di depan klien.
2. Usahakan menggunakan bahasa yang
sederhana dan bicaralah dengan perlahan untuk memudahkan klien membaca gerak
bibir anda.
3. Usahakan berbicara dengan posisi tepat
di depan klien dan pertahankan sikap tubuh dan mimik wajah yang lazim.
4. Tunggu sampai Anda secara langsung di
depan orang, Anda memiliki perhatian individu tersebut dan Anda cukup dekat
dengan orang sebelum Anda mulai berbicara;
5. Pastikan bahwa individu melihat Anda pendekatan,
jika kehadiran Anda mungkin terkejut orang tersebut;
6. Wajah-keras mendengar orang-langsung
dan berada di level yang sama dengan dia sebisa mungkin;
7. Jangan melakukan pembicaraan ketika
anda sedang mengunyah sesuatu misalnya makanan atau permen karet.
8. Jika Anda makan, mengunyah atau
merokok sambil berbicara, pidato Anda akan lebih sulit untuk mengerti.
9. Gunakan bahasa pantomim bila
memungkinkan dengan gerakan sederhana dan perlahan.
10. Gunakan bahasa isyarat atau bahasa jari
bila anda bisa dan diperlukan.
11. Apabila ada sesuatu yang sulit untuk
dikomunikasikan, cobalah sampaikan pesan dalam bentuk tulisan atau gambar
(simbol)
12. Jika orang yang memakai alat bantu dengar
dan masih memiliki kesulitan mendengar, periksa untuk melihat apakah alat bantu
dengar di telinga orang. Juga periksa untuk melihat bahwa dihidupkan,
disesuaikan dan memiliki baterai bekerja. Jika hal-hal ini baik dan orang yang
masih memiliki kesulitan mendengar, mencari tahu kapan dia terakhir memiliki
evaluasi pendengaran;
13. Jauhkan tangan Anda dari wajah Anda saat
berbicara;
14. Mengakui bahwa hard-of-mendengar orang
mendengar dan memahami kurang baik ketika mereka lelah atau sakit;
15. Mengurangi atau menghilangkan kebisingan
latar belakang sebanyak mungkin ketika melakukan pembicaraan;
16. Bicaralah dengan cara yang normal tanpa
berteriak. Melihat bahwa lampu tidak bersinar di mata orang tuna rungu;
17. Jika seseorang telah memahami sesuatu kesulitan,
menemukan cara yang berbeda untuk mengatakan hal yang sama, bukan mengulangi
kata-kata asli berulang;
18. Gunakan sederhana, kalimat singkat untuk
membuat percakapan anda lebih mudah untuk mengerti;
19. Menulis pesan jika perlu; Biarkan waktu
yang cukup untuk berkomunikasi dengan orang
gangguan pendengaran. Berada di terburu-buru akan senyawa's stres semua
orang dan menciptakan hambatan untuk memiliki percakapan yang berarti.
KOMUNIKASI PADA ANAK (BALITA)
Dalam melakukan komunikasi pada anak
perawat perlu memperhatikan berbagai aspek diantaranya adalah usia tumbuh
kembang anak, cara berkomunikasi dengan anak, metode dalam berkomunikasi dengan
anak tahapan atau langkah-langkah dalam melakukan komunikasi dengan anak serta
peran orang tua dalam membantu proses komunikasi dengan anak sehingga bisa
didapatkan informasi yang benar dan akurat.
Komunikasi dengan anak
berdasarkan usia tumbuh kembang :
1. Usia Bayi (0-1 tahun)
Komunikasi pada bayi yang umumnya dapat dilakukan adalah dengan melalui
gerakan-gerakan bayi, gerakan tersebut sebagai alat komunikasi yang efektif, di
samping itu komunikasi pada bayi dapat dilakukan secara non verbal,dengan
tehnik sentuhan seperti mengusap, menggendong, memangku, dan lain-lain.
2. Usia Todler dan Pra Sekolah
(1-2,5 tahun, 2,5-5 tahun)
Pada
usia ini cara berkomunikasi yang dapat dilakukan :
1. memberi
tahu apa yang terjadi pada dirinya
2. memberi
kesempatan pada mereka untuk menyentuh alat pemeriksaan yang akan digunakan
3. menggunakan
nada suara bicara lambat
4. jika
tidak dijawab harus diulang lebih jelas dengan pengarahan yang sederhana
5. hindarkan
sikap mendesak untuk dijawab seperti kata-kata “jawab dong”
6. memberikan
mainan saat komunikasi
7. mengatur
jarak
8. Secara
non verbal kita selalu memberi dorongan penerimaan dan persetujuan jika
diperlukan
9. jangan
sentuh anak tanpa disetujui dari anak
10. bersalaman
dengan anak merupakan cara untuk menghilangkan perasaan cemas,
11. menggambar,
menulis atau bercerita dalam menggali perasaan dan fikiran anak si saat
melakukan komunikasi.
Cara komunikasi dengan anak
Komunikasi dengan anak merupakan
sesuatu yang penting dalam menjaga hubungan dengan anak,melalui komunikasi ini
pula perawat dapat memudahkan mengambil berbagai data yang terdapat pada diri
anak yang selanjutnya digunakan dalam penentuan masalah keperawatan atau
tindakan keperawatan.
Beberapa cara yang dapat digunakan
dalam berkomunikasi dengan anak, antara lain :
→Melalui
orang lain atau pihak ketiga
dilakukan oleh anak dalam
menumbuhkan kepercayaan diri anak
→Bercerita
Melalui cara ini pesan yang akan
disampaikan kepada anak dapat mudah diterima, mengingat anak sangat suka sekali
dengan cerita
→Memfasilitasi
melalui ini ekspresi anak atau
respon anak terhadap pesan dapat diterima
→Biblioterapi
Melalui pemberian buku atau majalah
dapat digunakan untuk mengekspresikan perasaan
→Meminta
untuk menyebutkan keinginan
dengan meminta anak untuk
menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang dirasakan anak
→Penggunaan
skala
mengungkapkan perasaan sakit pada
anak seperti penggunaan perasaan nyeri, cemas, sedih dan lain-lain
→Menulis
Bermain alat efektif pada anak dalam
membantu berkomunikasi, melalui ini hubungan interpersonal antara anak, perawat
dan orang di sekitarnya
→Menggambar
Seperti halnya menulis menggambar
pun dapat digunakan untuk mengungkapkan ekspresinya
→Bermain
Melalui cara ini anak akan dapat
mengekspresikan dirinya baik pada keadaan sedih, marah atau lainnya
kekeliruan dalam berkomunikasi kepada
anak
1. Bicara
tergesa-gesa
2. Tidak
membaca bahasa tubuh
3. Tidak
mendengar perasaan
4. Memerintah
5. Menyalahkan
6. Meremehkan
7. Menyindir
8. Mencap/label
9. Membohongi
10. Mengritik
11. Membandingkan
GANGGUAN DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN
ANAK
a) Anak
kurang fokus saat diajak berkomunikasi
b) Anak
kurang bisa memahami pesan yang disampaikan
c) Orang
tua kurang bisa menahan emosi
d) Kurangnya
kesabaran orang tua dalam menghadapi anak
e) Gangguan
fisik,misal:suara bising,udara panas,adanya fokus lain.
f) Kurangnya
rasa percaya anak terhadap orang tua
g) Rasa
takut anak terhadap orang tua,saat anak melakukan kesalahan
KOMUNIKASI PADA REMAJA
Masa remaja merupakan masa transisi
atau peralihan dari masa anak menuju masa dewasa. Pada masa ini individu
mengalami berbagai perubahan, baik fisik maupun psikis. Perubahan yang tampak
jelas adalah perubahan fisik, di mana tubuh berkembang pesat sehingga mencapai
bentuk tubuh orang dewasa yang disertai pula dengan berkembangnya kapasitas
reproduktif. Selain itu remaja juga berubah secara kognitif dan mulai mampu
melepaskan diri secara emosional dan orang tua dalam rangka menjalankan peran
sosialnya yang baru sebagai orang dewasa.
A.CARA
BEKOMUNIKASI DENGAN REMAJA
1. Luangkan waktu bersama
Spoiler
for Waktu: Pada usia seperti ini, anak remaja biasanya lebih suka menghabiskan
waktu dengan teman mereka ketimbang bersama orang tua, tapi sebagai orang tua,
perlu meluangkan waktu dengan anak, misalnya pergi nonton, makan malam bersama,
kegiatan seperti ini dimaksudkan agar dengan meluangkan waktu bersama dan
menjadi pendengar yang setia, agar remaja diberi kesempatan untuk menyampaikan
masalah yang mereka hadapi.
2. Memahami perasaan remaja
Spoiler
for Memahami: Masalah dalam berkomunikasi dengan remaja sering terjadi
disebabkan orang tua kurang memahami perasaan anak. Untuk mendapat komunikasi
yang lebih efektif, orang tua perlu meningkatkan kemampuannya dan mencoba
menerima juga memahami perasaan remaja bila mereka menghadapi suatu situasi
yang sedih, gembira, marah, sakit hati dan lain-lain.
3. Bersabar
Spoiler
for Sabar: Seringkali di usia seperti ini, remaja punya masalah dan bingung
membuat keputusan. Pada saat anak anda membuat satu kesalahan, jangan langsung
marah. Tapi biarkan mereka memberi penjelasan kepada anda, dan coba bantu untuk
memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian, mereka akan selalu datang pada
anda untuk meminta nasihat.
4. Beri mereka privasi atau
keleluasaan pribadi
Spoiler
for Privasi: Terkadang orang tua sangat gemar memata-matai anak mereka,
mendengarkan percakapan anak saat menerima telepon. Remaja adalah dewasa muda
yang butuh privasi. Jika anak-anak tahu orang tua memata-matai mereka, mereka
akan merasa tidak dipercaya oleh orang tua namun begitu orang tua juga harus
menetapkan batasan-batasan untuk mengawasi anak-anak remaja mereka.
5. Hindari tuntunan! Kebutuhan
remaja akan orangtua jauh berkurang dibanding masa kanak-kanak;
jadi,
jangan menuntut tanggapan yang sama. Tuntutan menimbulkan keengganan dan rasa
bersalah-yang akan memperburuk relasi.
6. Menutup keran komunikasi dengan
teman hanyalah akan menutup keran komunikasi dengan orangtua.
Sasaran
orangtua bukanlah menutup komunikasi dengan teman melainkan menjaga komunikasi
dengan orangtua agar tetap terjalin.
7.Ketakutan utama remaja
berkomunikasi dengan orangtua adalah takut dihakimi atau disalahkan.
Jadi, perhatikanlah reaksi kita terhadap
remaja agar tidak berlebihan. Bedakan masalah pokok dan masalah sampingan.
8. Ketakutan berikut adalah takut
disalahpahami, yang berbuntut pada pelarangan.
Disalahpahami
kerap muncul dari keterbatasan pengetahuan orangtua akan dunia remaja.
9.Ketidaksukaan remaja
berkomunikasi dengan orangtua adalah "tidak dianggap serius atau
disepelekan." Apa yang penting bagi remaja malah
disederhanakan atau dibuat bahan lelucon.
11.Ketidaksukaan remaja dalam
berkomunikasi dengan orangtua adalah "dibocorkan keluar."
Apa yang dianggap sangat pribadi malah disebarkan keluar tanpa rasa bersalah
sedikit pun.
12. Faktor kesamaan merupakan
faktor penting dalam berkomunikasi.
Jadi,
makin banyak kesamaan antara remaja dan orangtua, makin akrab komunikasi.
Bangunlah kesamaan dan hormatilah perbedaan!
B.LANGKAH-LANGKAH BERBICARA DENGAN
REMAJA
1.
Pikirkan komunikasi apa yang paling
efektif antara Anda dan remaja Anda
Jangan gegabah dalam menjalin komunikasi
dengan mereka. Anak-anak yang cenderung membangkang, biasanya akan semakin
membangkang jika Anda berkomunikasi dengan keras terhadap mereka. Sementara
anak yang tertutup akan semakin menjauh dari Anda. Pertimbangkan langkah-langkah
yang akan Anda ambil terhadap mereka.
2.
Buka jalur komunikasi baru dengan mereka
Setelah
Anda memikirkan komunikasi yang efektif dengan mereka, maka kini saatnya Anda
membuka jalur komunikasi tersebut. Jangan takut, meski itu nampaknya mustahil.
Keterampilan berkomunikasi adalah suatu hal yang harus dipelajari oleh para
orangtua.
3.
Komunikasi yang efektif untuk
kedisiplinan
Anda
tentu ingin remaja Anda menjadi anak yang disiplin. Bangun tidak kesiangan,
mengerjakan tugas-tugas sekolah mereka dengan baik, pulang sekolah tepat waktu
tanpa keluyuran kemana-mana, membersihkan kamar mereka, dsb. Tetapkan
aturan-aturan yang komunikatif dengan mereka. Tanpa terlalu mengekang mereka
tentunya.
4.
Mengkomunikasikan setiap permasalahan
sulit yang mereka hadapi dengan baik Setiap anak memiliki permasalahn
mereka masing-masing. Biasanya, remaja akan mengalami sedikit kesulitan dalam
membagi permasalahan mereka ini dengan orangtuanya. Takut dimarahi, takut
disalahkan, dsb. Sehingga sahabat akhirnya menjadi orang yang paling sering
mereka curhati. Padahal, orangtua seharusnya bisa menjadi sahabat bagi mereka
dan paling wajib untuk tahu apa yang menjadi permasalahan mereka.
5. Ikatan kebersamaan
Ciptakan
ikatan yang kuat antara Anda dan anak-anak Anda. Kekompakan, kebersamaan,
adalah jalinan kuat yang akan mempererat komunikasi Anda dengan mereka. Jadilah
orangtua yang multifungsi. Itu lebih baik untuk membimbing mereka melewati
masa-masa remaja mereka.
C.RESPON ORANGTUA YANG MENYEBABKAN
TERPUTUSNYA KOMUNIKASI
seperti
mengancam-memperingatkan, memerintah, menilai-mengkritik-tidak
setuju-menyalahkan, menasehati-menyelesaikan masalah, menghindar-mengalihkan
perhatian-menertawakan, mendesak-memberi kotbah, memberi kuliah-mengajari, mencemooh-membuat malu, menyelidiki-mengusut,
dan memuji-menyetujui.
Ungkapan tersebut dapat membuat
anak untuk:
a. menghentikan
pembicaraaan
b. mempertahankan
diri
c. menyerang/berdebat
d. merasa
rendah diri
e. benci
dan marah
f. merasa
bersalah
g. merasa
diperlakukan seperti anak kecil
h. merasa
tidak dimengerti
i.
merasa perasaan-perasaannya tidak
dibenarkan
j.
merasa sedang diinterogasi
D. KEBANYAKAN ORANG TUA SERING
MERASAKAN DIRI MEREKA LEBIH TAHU SEGALANYA SEHINGGA MENYEBABKAN SIKAP SEPERTI:
•
lebih banyak bicara daripada mendengar
•
merasa tahu lebih banyak daripada anak :cool walau memang "iya"
•
cenderung memberi arahan dan nasihat
•
tidak berusaha untuk mendengar dulu apa yang sebenarnya terjadi dan yang
dialami oleh anak
•
tidak memberi kesempatan agar anak mengemukakan pendapat
•
tidak dapat menerima dan memahaminya masalah yang dialami oleh anak
•
cepat berputus asa dan marah kerana tidak dapat mengawal tingkah laku remaja
E.HAL YANG HARUS DIHINDARI ORANGTUA
UNTUK MEMAHAMI ANAK REMAJANYA
1.Menyalahkan
Ketika
anak remaja terlibat masalah, hindarilah untuk menyalahkan , karena hal ini
tidak akan membuat situasi dan keadaan lebih baik. Dengan masalah yang
dihadapinya, seorang anak remaja biasanya sudah menyadari kesalahannya, tanpa
harus dipojokkan lagi dengan cara menyalahkan.
2.Menyindir
Menyindir
adalah hal yang sangat menyakitkan bagi remaja. Bicaralah terus terang dan
terbuka, agar anakremaja tidak merasa disindir ketika melakukan kesalahan.
3.Sinis
Kalimat
sinis sering membuat remaja merasa lemah dan tidak dihargai. Komunikasi dengan
anak remaja harus lebih diperhatikan, agar mereka tidak merasa disakiti dengan
kata-kata sinis orangtuanya.
4.Mengungkit-ungkit
Siapa
pun akan merasa sakit hati ketika kesalahan yang pernah dilakukan
diungkit-ungkit. Ketika anak remaja membuat kesalahan,jangan lagi diungkit-ungkit,karena
masalah saat itu lebih penting daripada yang sudah lewat.
5.Membuat Mereka Menangis
Remaja
menagis di depan orangtuanya saat mereka benar-benar merasa sakit hati atau
menderita.
6.Khotbah
Yang
namanya khotbah jelas satu arah. Tentu hal ini bukan cara yang baik untuk
berkomunikasi. Lebih baik mengajar daripada berkhotbah,karena dalam proses
mengajar,anak dapat kesempatan untuk bertanya, dan komunikasi akan berjalan
dalam dua arah.
7.Mengganggu
Saat
sedang mengalami masalah,misalnya putus dengan pacarnya,remaja bisa sangat
sensitif. Maksud orangtua menggoda dengan mengatakan,cowok seperti itu saja
kamu tangisi,akan menjadi gangguan bagi mereka.
8.Berlebihan
Menasehati
anak dengan cara berlebihan yang berkesan arogan,akan membuat anak remaja menjauhkan
diri dari orangtuanya
KOMUNIKASI PADA LANSIA
Kelompok lanjut usia adalah kelompok
penduduk yang berusia 60 tahun ke atas (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8).
Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara
perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994). Karena itu di dalam tubuh akan
menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan struktural disebut penyakit
degeneratif yang menyebabkan lansia akan mengakhiri hidup dengan episode
terminal (Darmojo dan Martono, 1999;4).
Penggolongan
Lansia :
1. Kelompok
lansia dini (55 – 64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki lansia.
2.
Kelompok lansia (65 tahun ke atas).
3. Kelompok
lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun.
Pendekatan
Perawatan Lansia dalam Konteks Komunikasi
a. Pendekatan
fisik
b.
Pendekatan psikologis
c.
Pendekatan sosial
d. Pendekatan
Spiritual
Gejala-gejala penolakan
a) Tidak percaya terhadap diagnose, gejala,
perkembangan serta keterangan yang di berikan petugas kesehatan
b)
Mengubah keterangan yang di berikan sedemikian rupa, sehinga di terima keliru
c)
Menolak membicarakan perawatanya di rumah sakit
d)
Menolak ikut serta dalam perawatan dirinya secara umum khususnya tindakan yang
mengikut sertakan dirinya
e)
Menolak nasehat-nasehat misalnya, istirahat baring, berganti posisi tidur,
terutama bila nasehat tersebut demi kenyamanan klien.
Teknik Komunikasi pada
Lansia
1. Tenik
asertif
2.
Responsif
3.
Fokus
4.
Supotif
5.
Klarifikasi
6. Sabar
dan Ikhlas
Hambatan berkomunikasi
dengan Lansia :
−Proses
komunikasi antara petuigas kesehatan dengan klien lansia akan terganggu apabila
ada
−sikap
agresif
−sikap
nonasertif
Sikap Agresif :
Sikap
ini di tandai dengan :
a.
Berusaha mengontrol & mendominasi orang lain (lawan bicara)
b.
Meremehkan orang lain
c.
Mempertahankan haknya dengan menyerang orang lain
d.
Menonjolkan diri sendiri
e.
Mempermalukan orang lain didepan umum, baik dengan perkataan maupun tindakan
Non Asertif :
Tanda
– tanda dari sikap non aserti ini adalah :
a.
Menarik diri bila di ajak bicara
b.
Merasa tidak sebaik orang lain
c.
Merasa tidak berdaya
d.
Tidak berani mengungkapkan keyakinan
e.
Membiarkan orang lain membuat keputusan untuk dirinya
f.
Tampil diam
g.
Menngikuti kehendak orang lain
h.
Mengorbankan kepentingan dirinya untuk menjaga hubungan baik dengan orang lain
Komunikasi dapat
Berlangsung Efektif :
a) Selalu memulai komunikasi dengan mengecek
fungsi pendengaran klien
b)
Keraskan suara anda bila perlu
c)
Dapatkan perhatian klien sebelum berbicara
d)
Atur lingkungan sehingga menjadi kondusif untuk komunikasi yang baik kurangi
gangguan visual dan auditory
e)
Ketika merawat orang tua dengan gangguan komunikasi, ingat kelemahannya.
f)
Jangan berharap untuk berkomunikasi dengan cara yang sama dengan orang yang
tidak mengalami gangguan
g)
Berbicara dengan pelan dan jelas saat menatap matanya, gunakan kalimat pendek
dengan bahasa yang sederhana
h)
Bantulah kata – kata anda dengan isyarat visual
i)
Serasikan bahasa tubuh anda dengan pembicaraan anda, misalnya ketika melaporkan
hasil tes yang diinginkan
j)
Ringkaslah hal – hal yang paling penting dari pembicaraan tersebut
k)
Berilah klien waktu yang banyak untuk bertanya dan menjawab pertanyaan anda
l)
Jadilah pendengar yang baik walaupun keiinginan sulit mendengarkannya
m)
Arahkan ke suatau topik pada suatu saat
Teknik Perawatan Lansia
pada reaksi Penolakan :
Ada
beberapa langkah yang bisa di laksanakan untuk
menghadapi
klien lansia dengan penolakan antara lain
1.
Penolakan segera reaksi penolakan klien
2.Orientasikan
klien lansia pada pelaksanaan perawatan sendiri
3.Libatkan
keluarga atau pihak terdekat dengan tepat
Penerapan Model
Komunikasi pada Lansia :
▪
Model komunikasi Shannon Wever
▪
Model SMCR
▪
Model Leary
▪
Model Terapeutik
▪
Model keyakinan kesehatan
▪
Model komunikasi kesehatan
▪
Model interaksi king
Hal-hal yg Perlu
diperhatikan untuk Berkomunikasi dengan Lansia :
√
perubahan fisik lansia, seperti penurunan pendengaran
√
normal agging process
√
perubahan sosial
√
pengalaman hidup dan latar belakang budaya
Prinsip Etik Pelayanan
Kesehatan pada lansia :
▪
Empati
▪
Yang harus dan “jangan”
▪
Otonomi
▪
Keadilan
Tips Berkomunikasi
dengan Lansia :
1. menyediakan
waktu ekstra
2.
mengurangi kebisingan
3.
duduk berhadapan
4.
menjaga kontak mata
5.
mendengar aktif
6.
berbicara pelan, jelas dan keras
7.
gunakan kata-kata atu kalimat yang
sederhana dan pendek
8.
menetapkan satu topik dalam satu waktu
9.
awali percakapan dengan topik sederhana
10. bicarakan
tentang topik yang familiar dan menarik bagi lansia.
11. beri
kesempatan lansia untuk mengenang masa lalu.
12. menyampaikan
instruksi secara tertulis dan sederhana.
KOMUNIKASI PADA KLIEN TUNAWICARA
Pengertian
:
Tunawicara merupakan individu yang mengalami kesulitan
berbicara. Hal ini dapat disebabkan oleh kurang atau tidak berfungsinya
alat-alat bicara, seperti rongga mulut, lidah, langit-langit dan pita suara.
Selain itu, kurang atau tidak berfungsinya organ pendengaran, keterlambatan
perkembangan bahasa, kerusakan pada system saraf dan struktur otot, serta
ktidakmampuan dalam control gerak juga dapat mengakibatkan keterbatasan dalam
berbicara. DI antara individu yang mengalami kesulitan berbicara ada yang sama
sekali tidak dapat berbicara, dapat mengeluarkan bunyi tetapi tidak mengucapkan
kata-kata dan ada yang dapat berbicara tetapi tidak jelas.
Disabilitas pendengaran pada umumnya dialami oleh individu yang lahir
sebelum waktunya (premature). Penyandang disabilitas bicara ini memiliki
beberapa karakteristik antara lain memiliki suara sengau, cadel, bicara tidak
jelas dan tidak mengeluarkan suara saat berbicara, cenderung pendiam, pandangan
tertuju pada satu obyek, menggunakan komunikasi non verbal dan bahasa tubuh
untuk mengungkapkan pendapat, pikiran dan keinginan, serta lebih memilih
berkomunikasi secara tertulis.
Masalah yang utama pada diri seorang tunawicara adalah mengalami kehilangan/terganggunya fungsi
pendengaran (tunarungu) dan atau fungsi bicara (tunawicara), yang disebabkan karena bawaan lahir, kecelakaan
maupun penyakit. Umumnya anak dengan gangguan dengar/wicara yang disebabkan
karena faktor bawaan (keturunan/genetik)
akan berdampak pada kemampuan bicara
Walaupun tidak selalu. Sebaliknya anak yang tidak/kurang dapat bicara
umumnya masih dapat menggunakan fungsi pendengarannya walaupun tidak selalu.
Anak
dengan gangguan dengar/wicara dikelompokan sebagai berikut :
a) Ringan (20 – 30 db)
Umumnya mereka masih dapat berkomunikasi
dengan baik, hanya kata-kata tertentu saja yang tidak dapat mereka dengar
langsung, sehingga pemahaman mereka menjadi sedikit terhambat.
b) Sedang (40 – 60 db)
Mereka mulai mengalami kesulitan untuk
dapat memahami pembicaraan orang lain, suara yang mampu terdengar adalah suara
radio dengan volume maksimal
c) Berat/parah (di atas 60 db)
Kelompok ini sudah mulai sulit untuk mengikuti pembicaraan orang lain,
suara yang mampu mereka dengar adalah suara yang sama kerasnya dengan jalan
pada jam-jam sibuk. Biasanya kalau masuk dalam kategori ini sudah menggunakan
alat bantu dengar, mengandalkan pada kemampuan membaca gerak bibir, atau bahasa
isyarat untuk berkomunikasi.
Karakteristik
Tunawicara:
a) Berbicara keras dan tidak jelas
b) Suka melihat gerak bibir atau gerak
tubuh teman bicaranya
c) Telinga mengeluarkan cairan
d) Menggunakan alat bantu dengar
e) Bibir sumbing
f) Suka melakukan gerakan tubuh
g) Cenderung pendiam
h) Suara sengau
i) Cadel
Cara membantu tunawicara:
a) Bicara harus jelas dengan ucapan yang
benar
b) Gunakan kalimat sederhana dan singkat
c) Gunakan komunikasi non verbal seperti
gerak bibir atau gerakan tangan
d) Gunakan pulpen dan kertas untuk
menyampaikan pesan
e) Bicara berhadapan muka
f) Latihan gerak bibir dengan cermin
g) Latihan menggunakan bahasa isyarat
h) Jika masih memungkinkan, periksakan
kepada tenaga profesional untuk mendapatkan alat bantu dengar.